Novel erotis terjemahan pdf Format file Tiraikasih: pdf, rar, lit, chm, djvu, exe, prc, epub. Novel terjemahan online pdf Baca Novel, Download novel ebook Indonesia PDF, novel terjemahan, Baca. Game of Thrones Novel is the best Novel for you download Ebbok pdf format. DIRECT DOWNLOAD! 2010 · 2013 STENSIL CERITA DEWASA By ENNY ARROW Code Item: 2795 [ ] 10 buku Download Ebook Gratis,Novel Gratis,Buku Gratis Indonesia [] Ebook Popular searches in -- on - File Search Engine. Enny arrow  .
Mungkin bagi penikmat karya sastra saat ini, nama Fredy Siswanto kurang begitu akrab di telinga. Tetapi, pada masa 10 sampai 20 tahun lampau, novel karya dia paling ditunggu. Meski dijual di sudut-sudut terminal dan stasiun, emperan toko atau lapak penjaja surat kabar pinggir jalan, atau kios-kios buku murah semua ludes. Kalangan tua muda berebut edisi baru tulisan dia saban pekan atau bulan. Bagaimana tidak, harga murah, gaya tulisan mengalir, cerita membumi, dan mudah dicerna menjadi daya pikat tiap karya dia.
Ditambah satu bumbu lagi, yakni erotis. Fredy S, seperti itu namanya tertera dalam tiap sampul karyanya, dikenal sebagai salah satu penulis novel bertema percintaan. Tidak banyak yang tahu seperti apa sosok dan pribadinya, pun sampai hari ini. Entah benar-benar misterius atau mungkin dia memang rendah hati dan enggan muncul ke depan khalayak ramai. Kebanyakan karyanya yang berbicara tentang siapa dia. Tetapi tentu hal itu tidak bisa dijadikan patokan.
Di zamannya, berbagai tulisan dia mampu membius imajinasi pembacanya. Tetapi, buat beberapa kalangan, karya dia bukan apa-apa. Sebagian menganggap tulisan dia hanyalah untaian kata-kata cabul dibalut romantika terkesan suci. Hanya picisan.
Tetapi, novel yang picisan itu sudah ada lebih dari 300 judul dan hampir dipastikan semuanya laris manis. Sungguh sebuah prestasi yang tidak dapat dinafikan oleh siapapun. Fredy Siswanto, Abdullah Harahap, Motinggo Busye dan beberapa sastrawan “kaki lima” lain tidak bisa disangkal kehadirannya dalam mewarnai dunia sastra Indonesia. Meski beberapa karyanya dicibir lantaran kerap menyelipkan plot adegan erotis yang membangkitkan birahi, ternyata jualannya bisa tembus sampai ke negeri tetangga macam Malaysia dan Brunei Darussalam. Penulis buku Jakarta Undercover, Muammar Emka, mengatakan kehadiran Fredy Siswanto, di jagad sastra Indonesia tidak bisa diingkari. “Karya Fredy Siswanto memang tidak bisa dilupakan, walaupun pada saat ini tidak banyak yang tahu. Biar dicemooh, tapi nyatanya tetap laris kan.
Apalagi saat itu novel romantis berbumbu erotis menjadi konsumsi orang banyak,’ kata Emka saat dihubungi merdeka.com lewat telepon seluler, Sabtu (20/10). Harus diakui, walau bagaimanapun berbagai novel karya Fredy S. Juga berusaha menarik minat kaum muda agar gemar membaca. Bahkan, salah satu novelnya berjudul Senyummu Adalah Tangisku pernah diangkat ke layar lebar dengan pemeran utama bintang remaja top pada masa itu, Rano Karno dan Anita Carolina. Namun, tetap saja di dunia sastra Indonesia, Fredy Siswanto diangggap tidak pernah ada.
Memang karya dia tidak melegenda, atau paling tidak bisa disejajarkan dengan para pendekar sastra macam Sutan Takdir Alihsyahbana, W.S. Rendra, Romo Mangunwijaya, maupun H.B. Mau tidak mau, dia harus terima karyanya terhempas dan terpinggirkan dan harus puas dengan cap sebagai roman picisan.
Selain menulis novel, Fredy Siswanto juga pernah menggarap skenario beberapa film layar lebar, antara lain berjudul Di Sana Mau Di Sini Mau (1989), Penakluk Srigala (1983), Gepeng Bayar Kontan (1983), dan Lara Jonggrang(Candi Prambanan) (1983). Meski harus puas dicap sebagai sastrawan kelas bawah, picisan, kaki lima, dan segudang cibiran lainnya, toh nama Fredy Siswanto dan karyanya masih menjadi buruan sebagian kalangan sampai saat ini. Entah apa mereka benar-benar menikmati setiap bait dalam paragraf novel itu, atau hanya sekedar ingin memanjakan khayalan erotis, hanya mereka yang tahu. Novel stensilan bacaan seks popular remaja 80-an Bagi remaja era 1980-an, stensilan berbentuk novel yang bercerita tentang hubungan seks, mungkin bukan barang asing lagi.
Buat mereka yang berasal dari keluarga dengan ekonomi ke bawah, dan tidak mampu menyewa kaset video betacam, maka cerita stensilan menjadi jalan keluarnya. Selain harga yang murah, cerita novel stensilan mudah dibawa dan bisa dibaca di mana saja. Moamar Emka, penulis buku yang biasa mengungkapkan sisi gelap kehidupan seks di Jakarta menuturkan, dirinya tidak tahu pasti sejak kapan novel stensilan mulai beredar, yang dia tahu, novel yang dijual secara tersembunyi itu, sejak awal tahun 1980’an sudah ada. “Sejak kapan mulai terbitnya, saya enggak tahu pasti, yang pasti, pas saya duduk di bangku SMP, tahun 1987, stensilan-nya Enny Arrow saya sudah baca,” kata penulis buku ‘Jakarta Undercover’ itu saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (20/10). Penulis yang identik dengan jenggot panjangnya itu juga menuturkan, untuk mendapatkan novel ‘esek-esek itu butuh perjuangan.
Dia dan teman SMP-nya harus mencari ke lapak-lapak tua di sekitar Terminal Senen. “Buat nyari stensilan itu susah, karena dijualnya under table, diperdagangkan juga di lapak, pengecer, dan toko tradisional. Jadi kalau mau beli, harus usaha juga,” kenangnya. Penulis yang sudah menghasilkan puluhan buku ini menambahkan, perkembangan novel stensilan terlihat ketika penerbit menambahkan gambar adegan pria dan wanita berhubungan seks. Meski hanya berformatkan sephia, penambahan gambar tersebut makin mempopulerkan stensilan. “Saya ingat, kalau enggak salah, pas SMA, tahun 1989, stensilan mulai menyelipkan gambar-gambar syur, seperti posisi orang yang sedang berhubungan,” katanya. Yang menarik dari novel stensilan ini adalah hanya dengan membaca judul, sudah dapat menarik orang untuk membeli.
Judul seperti ‘Gejolak Nafsu Ibu Ratna’, ‘Bercinta di Villa Sewaan’, ‘Ibu Maria, Dosenku yang Istimewa’ dan ‘Bercumbu dengan Pemuda Kampung’. Dari judul-judul tersebut, penulis mampu membangkitkan dan mengembangkan imajinasi dari alur cerita yang ditawarkan. Enny Arrow legenda novel erotis Indonesia Pembicara sebuah seminar lingkungan di Bandung itu menutup makalahnya.
“Any question?” tanya dia pada peserta seminar. Tak ada yang mengacungkan tangan. “No, oke kalau any arrow?” candanya. Hadirin yang berusia 40 tahun ke atas tertawa mendengar canda si pembicara. Sementara yang mahasiswa dan berusia belasan tahun mengerenyitkan dahi. Tak mengerti maksud lelucon itu. Maksud any arrow adalah enny arrow.
Mereka yang menginjak ABG tahun 1980-an, tentu hapal betul novel-novel karya Enny Arrow. Pada masanya, Enny Arrow adalah legenda. Remaja pria yang berusia belasan tahun tahun 80an pasti pernah sembunyi-sembunyi membaca novel Enny Arrow.
Pada era 80an belum ada VCD porno atau situs porno di internet. Maka pada novel karangan Enny Arrow-lah, para remaja mengenal pornografi untuk pertama kali. Novel Enny Arrow tidak tebal, hanya puluhan lembar. Isinya luar biasa vulgar.
Menggambarkan hubungan seks secara detil dan hiperbola. Pembaca diajak berimajinasi liar membayangkan sepasang kekasih berasyik masyuk. Tak ada alur cerita di dalam novel itu, hanya dari satu adegan seks ke adegan berikutnya. Tak ada yang tahu siapa sebenarnya Enny Arrow. Pengarang itu tetap misterius hingga kini. Penerbitnya pun tidak mencantumkan alamat. Hanya Penerbit Mawar dengan logo sekuntum mawar mekar yang diletakkan miring.
Novel erotis Enny Arrow terbit puluhan judul. Judulnya sudah menggambarkan isi ceritanya seperti ‘Malam Kelabu’, ‘Gairah dan Cinta’ atau ‘Selembut Sutera’. Covernya gambar wanita yang berpose agak panas. “Dulu belinya diam-diam di tukang koran. Harganya murah. Bilang aja stensilan Enny Arrow. Biar tidak dirazia guru, covernya disobek.
Biasanya nanti halamannya tidak lengkap karena dibaca bergantian temen-temen sekelas,” tutur Agus Harianto (47), salah satu pembaca novel Enny Arrow, kepada merdeka.com. Selain Enny Arrow, satu lagi novel erotis stensilan adalah serial detektif Nick Carter. Isinya sama-sama vulgar, hanya alur ceritanya lebih jelas. Sosok Nick Carter digambarkan seperti agen rahasia James Bond dengan petualangan dan misteri. Nah, hubungan seks diberikan sebagai bumbu. Novel Nick Carter terbit di Amerika Serikat tahun 1964 oleh Awards Book.
Settingnya banyak berlatar belakang perang dingin antara AS dan Uni Soviet. Diceritakan Nick Carter adalah agen AXE yang kerap terlibat asmara. Ada 261 judul petualangan Nick Carter yang terbit dari tahun 1964-1990. Tapi tak jelas siapa pengarangnya. Tapi di Indonesia, agaknya novel Nick Carter ditulis ulang oleh penulis lokal.
Cerita seks ditambah berkali-kali lipat sehingga lebih dominan daripada petualangan sang detektif. Kejayaan Nick Carter dan Enny Arrow berakhir tahun 90an. VCD porno dan internet menggantikan cerita stensilan murah di kalangan remaja. Pornografi tak pernah mati. Hanya bermetamorfosis dalam media yang lebih modern. 5 Novel erotis yang diboyong ke layar perak Novel erotis rupanya mampu menarik produser film untuk mengangkatnya ke layar perak. Berlatar percintaan, cerita dikemas semenarik mungkin sehingga dengan mudah dicerna oleh penonton.
Film-film ini banyak bermunculan di era-80an. Umumnya para produser mengambil cerita dari karya novelis terkenal seperti Fredy Siswanto dan Abdullah Harahap. Pada zamannya film-film itu cukup laris manis. Sederet nama artis juga pernah menjadi bintang, salah satunya Yurike Prastica yang bermain dalam film ‘Lukisan Berlumur Darah’.
Film ini diangkat dari novel karya Abdullah Harahap. Kini, setelah tiga dekade berlalu mungkin masyarakat telah lupa dengan cerita-cerita itu. Namun, jika ingin mencari, novel-novel tersebut masih bisa didapat di emperan-emperan Senen, Jakarta Pusat. Berikut sejumlah novel erotis yang pernah menembus layar kaca. Senyummu adalah tangisku oleh Fredy S. Cerita film ini begitu mendulang decak kagum karena mengisahkan percintaan seorang perawat bernama Retno Sari dengan Budi.
Tak hanya soal cinta, diceritakan juga soal rebutan warisan sampai akhirnya Retno masuk penjara. Awalnya Retno merawat Tahir Junaidy, duda kaya yang menderita kelumpuhan. Tahir memiliki tiga anak. Dua anak dari istri pertama bernama Yanuar dan Agus, sedangkan Budi adalah anak dari kekasihnya yang lahir di luar nikah. Namun Tahir lebih mencitai Budi karena anak itu lahir dari seorang wanita yang dicintainya, sedangkan dua lainnya hasil pernikahan Tahir yang dilakukan secara terpaksa. Kemulut terjadi ketika Tahir meninggal dunia.
Yanuar dan Agus mulai meributkan warisan, tetapi nyatanya seperak mereka tak dapat apa-apa. Tahir hanya mewariskan hartanya untuk Budi dan Retno. Kemudian antara Budi dan Retno saling cinta. Namun kisah keduanya tak berjalan mulus, ketika Retno difitnah melakukan kekerasan terhadap Budi. Nasib berkata lain, di pengadilan semua kebohongan Yanuar dan Agus terbongkar.
Retno pun dibebaskan. Setelah itu, Retno dan Budi kembali merajut asmara. Keduanya bisa hidup penuh dengan kasih sayang. Lukisan berlumur darah oleh Abdullah Harahap.
Dua artis terkenal Yurike Prastica dan Tiara Jaquelina bermain dalam film ini. Meski ceritanya mengenai perampokan dan pembunuhan, namun film tetap dibalut dengan kisah percintaan. Cerita erotis, dari stensil hingga internet Menikmati cerita erotis tak pernah habis dimakan zaman. Jika di era tahun 80an sampai 90an novel stensilan berjaya. Kini era menikmati cerita porno di internet. Teknologi membuat penyajian cerita panas semakin menarik. Jika dulu ilustrasi foto dicetak kabur dengan warna hitam putih, kini cerita erotis turut juga dibumbui foto wanita cantik yang menggoda dengan resolusi tinggi.
Satu hal yang tak berubah, penikmat cerita erotis rata-rata berasal dari kalangan anak baru gede (ABG) yang baru pubertas. Banyak situs cerita dewasa di internet. Cerita di situs itu tak ubahnya seperti novel stensilan tahun 1980an dulu. Bahasanya vulgar, seringkali tanpa alur cerita yang jelas. Pembaca diajak berfantasi mulai dari hubungan seks yang normal hingga yang paling ektrim. “Saya ikut sebuah forum cerita khusus dewasa di internet.
Jadi setiap member itu membuat cerita porno. Nanti member yang lain mengomentari dan memberi poin. Kalau yang jelek dan asal, dikasih rating buruk,” kata Bayu, seorang penggemar cerita erotis saat berbincang dengan merdeka.com. Menurut mahasiswa ini, membuat cerita porno di forum-forum internet tak bisa asal-asalan. Pembaca internet biasanya ingin jalan cerita yang bagus serta fantasi yang liar. Lain dari yang biasa. “Kalau dianggap jelek, komentarnya pedas.
Diejek atau dilempar bata (istilah di internet). Kalau dulu kan pengarang novel stensilan tidak ada interaksi dengan penulis.
Kalau sekarang itu kita berinteraksi dengan pembaca,” katanya. Lalu apa bangganya menulis cerita porno? “Ada rasa senang kalau cerita kita dipuji member yang lain. Asyik saja membuat cerita erotis dan imajinasi yang di dunia nyata tak mungkin terwujud. Kesalnya kalau tiba-tiba tulisan kita dicopy ke blog atau situs lain tanpa izin dan tanpa menyebut asal-usul tulisan,” tutupnya.